Rabu, 31 Oktober 2012

Supply Chain Management (SCM)


  • Pengertian

Istilah Supply Chain Management dikenalkan oleh Keith Oliver, seorang konsultan di Booz Allen Hamilton. Ia menggunakan istilah ini dalam sebuah wawancara di Financial Times pada tahun 1982.
Supply Chain Management (SCM) atau jika dalam Bahasa Indonesia sering dikenal dengan sebutan Manajemen Rantai Suplai adalah manajemen jaringanan bisnis yang terlibat dalam penyediaan produk dan paket yang dibutuhkan oleh konsumen akhir yang ada dalam rantai suplai. Supply Chain Management mencakup semua gerakan dan penyimbanan bahan baku, barang yang sedang diproses, dan barang yang sudah siap untuk dikonsumsi.
Menurut latar belakang praktek manajemen logistik tradisional dan perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat. Supply Chain Management (SCM) menekankan pada pola terpadu menyangkut proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga pada konsumen akhir. Dalam konsep SCM ingin diperlihatkan bahwa rangkaian aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat yang besar. Mekanisme informasi antara berbagai komponen tersebut berlangsung secara transparan
Fokus utama dari SCM adalah sinkronisasi proses untuk kepuasan pelanggan. Semua supply chain pada hakekatnya memperebutkan pelanggan dari produk atau jasa yang ditawarkan. Semua pihak yang berada dalam satu rantai supply chain harus bekerja sama satu dengan lainnya semaksimal mungkin untuk meningkatkan pelayanan dengan harga murah, berkualitas, dan tepat pengirimannya.
Persaingan dalam konteks SCM adalah persaingan antar rantai, bukan antar individu perusahaan. Kelemahan praktek tradisional yang bersifat adversarial adalah terfokusnya ukuran keberhasilan dan aktivitas pada bagian-bagian kecil dari supply chain yang justru sering berlawanan dengantujuan akhir untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan atau konsumen akhir.

Fungsi Dasar
Ada dua fungsi SCM, yaitu: yang pertama adalah SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi danmenghantarkannya ke pemakai akhir. Fungsi pertama ini berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yaitu ongkos material, ongkos penyimpanan, ongkos produksi, ongkostransportasi dan sebagainya.
Yang Kedua, SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang di suplai oleh SCMmencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini berkaitan dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh sebuah SCM. Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkos mark down, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost.

Contoh Kasus :
Supply Chain untuk pembuatan sereal jagung (jenis makanan untuk sarapan) adalah sebagai berikut:
·    Petani jagung. Proses dimulai dari pemilihan bibit jagung, penebaran, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan jagung, dan diakhiri dengan penjualan hasil panen ke pabrik pembuatan sereal.
·      Pabrik dalam pembuatan sereal jagung. Proses dimulai dari pembersihan biji jagung yang diterima dari petani, pemanggangan menjadi sereal, pengepakan (packaging), penyimpanan di gudang untuk distribusi ke supermarket/ toko (retail), pengiriman (transportasi) ke supermarket/ toko.
·        Proses penjualan dimulai dari penyimpanan di rak-rak di supermarket, penjualan ke pembeli (customer) dan akhirnya di konsumsi oleh pembeli. Produk yang tidak terjual akhirnya akan dimusnahkan pada saat produk telah mencapai masa kadaluarsa.

Dengan kata lain, Supply Chain, adalah kegiatan yang dimulai dari sumber pembuat bahan baku (supplier) sampai ke pengguna terakhir (end customer).
Keterangan proses SCM pembuatan sereal jagung.
supplier = petani jagung
manufacture = pabrik pembuat sereal jagung
distributor = proses penyebaran produk
wholesaler = agen makanan / swayalan
end customer = konsumen



Sumber :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar