Senin, 23 April 2012

Metoke Ilmiah

Pengertian

Metode ilmiah merupakan gabungan dari dua aliran pemikiran yaitu rasionalism dan empirism. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Dalam metode ilmiah, pengetahuan diperoleh melalui penelitian yang sistematis, objektif, terkontrol dan dapat diuji. Metode ilmiah mengacu pada serangkaian prosedur untuk menyelidiki fenomena, memperoleh pengetahuan baru, atau memperbaiki dan mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode penyelidikan harus didasarkan pada pengumpulan bukti empiris dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran tertentu.
Menurut Almack (1939) menyebutkan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.


Karakteristik :
  1. Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
  2. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti- bukti yang tersedia.
  3. Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
  4. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.


Langkah-Langkah :
Observasi Awal
Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
  1. Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview
  2.  Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll
  3.  Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.


Mengidentifikasi masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah
  1. Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
  2. Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti. 
  3.  Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.

Merumuskan atau menyatakan hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah
  1. Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis 
  2. Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen

Melakukan eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
1.      Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
2.      Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
3.      Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
4.      Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.

Menyimpulkan hasil eksperimen
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
1.      Jangan ubah hipotesis
2.      Jangan abaikan hasil eksperimen
3.      Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
4.      Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
5.      Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.




Kriteria metode ilmiah :
1. Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal,  kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.

2. Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.

3. Menggunakan prinsip analisa
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.

4. Menggunakan hipotesa
Dalam metode ilmiah, Peneliti harus dituntun dalam proses berfikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

5. Menggunakan ukuran obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.

6. Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk atribut-atribut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai-nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, rangking dan rating



Sumber : 

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/metode-ilmiah-4/
http://alphaomega86.tripod.com/metode_ilmiah.htm#1

Minggu, 08 April 2012

Karya Ilmiah


Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh penulis berdasarkan hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah(scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan, yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dikutip dari kampus.okezone.com, awal tahun ini dengan turunnya Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan sdan Kebudayaan Tanggal 27 Januari 2012 Nomor 152/E/T/2012 terkait Publikasi Karya Ilmiah. Ketentuan ini harus dijalankan oleh para mahasiswa yang akan lulus kuliah setelah Agustus 2012.
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusi gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan atau hasil penelitian.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara obyektif dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori atau bukti-bukti empirik. Ada beberapa jenis karangan ilmiah yaitu, laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Karya ilmiah dapat berfungsi untuk meningkatkan wawasan, serta menyebar luaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis. Berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta member kepuasan intelektual.

Ciri-ciri Karya Ilmiah
Ada 4 aspek yang mennjadi karakteristik karya ilmiah :
1.      Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti(pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2.      Komponen dan subtansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3.      Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah obyektif, yang disampaikan dengan menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4.      Penggunaan Bahasa


Sikap ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah ada 7, yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.      Ingin tahu. Sikap ingin tahu terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2.      Kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibandingkan kelebihan dan kekurangannya.
3.      Terbuka. Sikap terbuka terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain. Walaupun pada akhirnya pendapat tersebut tidak sesuai.
4.      Objektif. Sikap objektif terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
5.      Mengahrgai karya orang lain. Sikap ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekira pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6.      Berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini tampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walaupun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori dalil yang ada.
7.      Menjangakau kedepan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

Sumber :