Jumat, 16 Desember 2011

Sisi negatif selalu bergantung pada Internet

Banyak sekali kegunaan internet, mulai dari bidang ekonomi-bisnis, pendidikan, sosial, informasi, hiburan dan lain-lain. Di jaman sekarang ini, Internet tentu memberikan manfaat untuk orang-orang yang menggunakannya. Banyak sekali informasi yang tersedia di intenet yang berguna yang dapat diakses secara gratis untuk membantu anda dalam pengambilan keputusan. So, kini internet merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi manusia dikehidupan yang modern ini. Internet memiliki banyak sekali tulisan yang terpublikasi dengan baik (bisa dipertanggung jawabkan) dan diupdate setiap harinya sebagai sumber informasi yang kuat. Berikut ini merupakan sisi negatif nya :

Cyber-Sexcual addiction Adalah obsesi untuk melihat, mendownload dan memperdagangkan pornografi. Chat rooms yang berisi fantasi dan role playing untuk dewasa juga termasuk dalam kategori ini. 

Cyber-relational addiction Adalah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang terjalin melalui internet (seperti melalui chat room dan virtual affairs) sampai kehilangan kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata. 

Net gaming Adalah sejenis kecanduan karena judi, bermain game, berbelanja dan kegiatan jual beli saham melalui internet yang mengganggu pekerjaan dan/atau mengakibatkan terjadinya kerugian dan akhirnya menyebabkan terlilit hutang. 

Information overload Karena menemukan informasi yang tak habis-habisnya yang tersedia di internet, sejumlah orang rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan dan mengorganisir berbagai informasi yang ada. 

Computer addiction Riset menemukan bahwa beberapa organisasi mengalami dampak negatif sebagai akibat dari kecanduan akan games off-line (seperti Solitaire dan Tetris yang populer di dekade 1980-an lalu), yang memang rata-rata banyak di-install dalam komputer.

Kamis, 15 Desember 2011

Unsur dalam kalimat


Pada tulisan sebelumnya saya memaparkan tentang pengertiankalimat, sekarang saya akan memaparkan unsur-unsur yang ada pada kalimat. 
Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK :
1.       Subjek / Subyek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu, katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Ciri-ciri subjek:
1.       Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
2.       Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina tidak disertai kata itu.
3.       Dalam kalimat pasif kata ‘bahwa’ merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
4.       Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
5.       Tidak Didahului Preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
6.       Berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.\

2.       Predikat (P)
Predikat dalam pandangan aliran struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal, adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek Bagian ini khusus membicarakan ciri-ciri predikat secara lebih terperinci.
Ciri-ciri predikat :
1.       Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
2.       Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
3.       Dapat Diingkarkan yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
4.       Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas. Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
5.       Unsur Pengisi Predikat dapat berupa Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina. Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).

3.       Objek / Obyek (O)
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
1.       Langsung di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
2.       Dapat Menjadi Subjek Kalimat
3.       Tidak Didahului Preposisi. Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
4.       Didahului Kata Bahwa. Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

4.       Keterangan (K)
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Ciri-ciri Keterangan :
1.       Bukan Unsur Utama
2.       Tidak Terikat Posisi. Keterangan memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
Jenis Keterangan
1.       Keterangan Waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
2.       Keterangan Tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
3.       Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir,  keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
4.       Keterangan Sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
5.       Keterangan Tujuan berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
6.       Keterangan Aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (–), atau tanda kurang.
7.       Keterangan Tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan. Seperti contoh berikut.
8.       Keterangan Pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contohnya sebagai berikut.

Pengertian kalimat

Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Dengan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

·         Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun tanda baca titik).
Misalnya:
Positif                   : Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.
Negatif                 : Tidak semua bank memperoleh kredit lunak.

·         Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan.
Misalnya:
Positif                   : Siapa presiden mengadakan kunjungan ke luar negeri?
Negatif                 : Mengapa tidak semua bank memperoleh kredit lunak?

·         Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).
Misalnya:
Positif                   : Tolong buatlah dahulu rencana pembiayaannya.
Negatif                 : Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat kita jika sudah tergolong orang mampu.
·         Kalimat Seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis).

Mengelola keuangan pribadi ($_$)

 Bagi kita yang kurang bijaksana dalam mengatur keuangan pribadi, hasil kerja yang berupa gaji bisa habis dalam beberapa hari. Setelah habis bingung deh. Maka nya mengatur keuangan secara bijaksana itu perlu. Banyak orang dewasa yang tidak tahu bagaimana cara mengelola keuangan dengan benar, karena tidak diajarkan sejak kecil. Kebanyakan orang tua mengaturkan keuangan anaknya, sehingga sang anak tidak perlu tahu mengenai kebutuhan keuangannya. Padahal hampir semua aspek kehidupan berhubungan dengan keuangan.


·         Membuat Anggaran Sederhana (Budgeting)
Budgeting adalah inti dari pengelolaan keuangan. Kebanyakan orang mengalami kesulitan keuangan karena tidak menguasai budgeting. Kebutuhan anak lebih sederhana bila dibandingkan dengan orang dewasa. Karena itu budgeting yang kita ajarkan juga lebih sederhana, sehingga lebih gampang untuk dicerna oleh anak.
Misalkan biasanya anak Anda mendapatkan uang jajan Rp. 10.000,- per hari, perlu memberikan uang jajan selama satu periode secara langsung kepada anak Anda. Mulailah dengan periode yang kecil, misalnya mingguan. Tentunya anak Anda perlu dipandu dalam pemanfaatan uang jajan tersebut. Berikan pengertian bahwa uang yang Anda berikan itu adalah untuk satu minggu. Ajarkan cara budgeting sederhana kepada anak Anda, bahwa sang anak harus memberikan jatah belanja sebanyak Rp. 10.000,- per hari. Bila pada hari tersebut sang anak sudah belanja lebih dari Rp. 10.000,-, maka dia harus berhenti berbelanja hingga keesokan harinya. Anda juga perlu menjelaskan hukuman bila sang Anak menghabiskan uang jajan tersebut sebelum seminggu. Berikan penjelasan bahwa bila uang yang diberikan ternyata habis sebelum seminggu, maka Anda tidak akan memberikan uang tambahan. Akibatnya sang anak dalam minggu tersebut sudah tidak dapat berbelanja.
Sedangkan untuk membuat anggaran pada kita yang dewasa ini, dalam buku "Millionare Next Door", Danko dan Stanley telah menyatakan bahwa hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa orang kaya meluangkan waktunya untuk membuat dan memeriksa anggaran dua kali lebih banyak daripada orang biasa. Hal ini menunjukkan bahwa pembuatan anggaran keuangan untuk pribadi ataupun keluarga merupakan salah satu proses yang penting dalam mengelola keuangan kita. Perhitungan Optimis dan Pesimis dalam Anggaran Keuangan Pribadi.

Perhitungan Pesimis Digunakan Untuk Anggaran Pendapatan, mengambil angka yang paling kecil dalam anggaran pendapatan kita agar dalam merencanakan belanja, kita membuat rencana yang tidak membelanjakan lebih dari  perkiraan pendapatan kita. Jadi dalam pembuatan anggaran pendapatan dan pengeluaran pribadi ataupun keluarga, kita perlu menyadari bahwa prinsipnya lebih baik terjadi kelebihan uang daripada kekurangan uang. Untuk mencegah agar tidak terjadi kekurangan uang, maka untuk memperkirakan pendapatan kita menggunakan perhitungan pesimis. Ambilah angka yang paling kecil.

Perhitungan Optimis Digunakan Untuk Anggaran Biaya. Kembali ke prinsip pembuatan anggaran tadi, lebih baik terjadi kelebihan uang daripada kekurangan uang. Dalam perhitungan biaya atau pengeluaran kita harus menggunakan cara optimis. Ambilah perkiraan biaya yang paling tinggi. Dengan cara seperti ini kita akan terhindar dari masalah keuangan. Tantangan terbesar dalam mengelola keuangan ialah memperkecil expense (menyederhanakan lifesytle), dan memperbesar income anda. Jika hal ini dapat dilakukan secara konsisten dan disiplin, niscaya keberhasilan dalam mengelola keuangan anda dengan mudah akan terwujud.

·         Kebiasaan Menabung untuk Mendapatkan Sesuatu.
Kebiasaan menabung untuk mendapatkan sesuatu ini sangat baik untuk pendidikan finansial, sebab pada saat menabung harus menahan sebagian keinginan untuk berbelanjanya demi tujuan yang lebih besar. Jangan terlalu banyak menempatkan uang anda dalam tabungan, maka mulailah berinvestasilah.

·         Lunasi hutang anda yang konsuntif sesegera mungkin, karena lebih cepat lebih baik. Periksa pos pengeluaran cicilan hutang, apakah besarnya <;= 30%. Jika lebih, artinya beban hutang anda terlalu berat dan beresiko tidak terbayar.

·         Be a smart shopper. Berpikirlah 10x sebelum anda mengeluarkan uang. Apakah sudah benar-benar perlu dan telah sesuai dengan kebutuhan ? Apakah barang yang saya beli termasuk barang produktif atau konsumtif ?

·          Kartu kredit bukanlah extra money. Jika menggunakan kartu kredit, pastikan bahwa memang uang untuk membayar tagihan sudah ada dalam budget anda. Dengan begitu, pasti dapat anda penuhi tepat waktu.