Selasa, 08 November 2011

RAGAM PIDATO


A.    PENDAHULUAN
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau ber-orasi guna menyatakan pendapatnya atau guna memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh 1 orang lalu memberikan orasi - orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang penting dan patut dibincangkan. Kebiasaan manusia yang selalu menggunakan pidato di saat pertemuan-pertemuan yang menjadikan peranan pidato atau penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang.
                Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan mengubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa. Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaiknya keahlian bicara itu menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya. Sebab itu sebagai seorang mahasiswa harus berusaha pula memiliki kemahiran mengungkapkan pikiran secara lisan.  
Kemahiran mengungkapkan pikiran secara lisan atau dengan singkat menyajian lisan, bukan saja menghendaki penguasaan bahasa yang baik dan lancar. Tetapi disamping itu menghendaki pula persyaratan-persyaratan lain misalnya : keberanian,tetai disamping itu ketenangan sikap di deanmassa, sanggup mengadaka reaksi yang cepat dan tepat, sanggup menampilkan gagasan-gagasannya secra lancar dan teratur, dan memperlihatkan suatu sikap dan gerak-gerik yang tidak kaku dan canggung.

B.    ISI
Persiapan-persiapan yang diadakan pada waktu menyusun sebuah komposisi untuk disamaikan secara lisan pada umumnya sama dengan persiapan sebuah komposisi tertulis. Perbedaannya terletak dalam 2 hal :
1.        Dalam penyajian lisan perlu deperhatikan garak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan hadirin, sedangkan dalam komposisi tertulis sama sekali tak diperhitungkan.
2.        Dalam penyajian lisan tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus didahulukan mana yang dapat diabaikan, ia hatus mendengar seluruh uraian itu.

Empat Metode Penyajian Oral :
1.       Metode Improptu (serta-merta):  metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat. Kesanggupan penyajian lisan menurut cara ini sangat berguna dalam keadaan darurat,tetapi kegunaannya terbatas pada kesematan yang tidak terduga itu saja.
2.       Metode Menghafal : Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetai ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata. Cara ini juga menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan dirinya dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar selagi menyajikan gagasannya.
3.       Metode Naskah : Sifatnya masih agak kaku,sebab bila tidak mengadakan latihan yang cukup maka pembicara seolah-olah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan pendengar. Kekurangan meted ini dapat diperkecil dengan latihan-latihan yang intensif.
4.       Metode Ekstemporan ( tanpa persiapan naskah) : Metode ini sangat dianjurkan karena meruakan jalan tengah. Kadang-kadang disipakan konsep naskah bila pemicara berusaha bersungguh-sunguh untuk menjawa semua pertanyaan.

Persiapan Penyajian Lisan
Dalam garis besar, persiapan-persiapan yang dilakukan untuk sebuah komposisi lsan sama saja dengan menyiapkan komposisi tertulis.Tetapi dalam hal ini pembicara biasanya menghadapi suatu massa yang sudah diketahuinya terlebih dahulu. Sebab itu ada persoalan-persoalan yang harus mendapat perhatian pembicara untuk disiapkan dengan baik jauh sebelumnya. Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan,data dilihat melalui ketujuh langkah berikut :
1.       Meneliti Masalah                   :              - Menentukan maksud
- Menganalisa pendengar dengan situasi
- Memilih dan menyempitkan topic
2.       Menyusun Uraian                                :             - Mengumpulkan bahan
- Membuat kerangka uraian
- Menguraikan secara mendetail
3.       Mengadakan Latihan          :             - Melatih dengan suara nyaring

Perubahan urutan dapat saja dilakukan dalam tiap kelompok, misalnya seorang      pembicara yang diminta memberi sebuah ceramah dengan tidak ditentukan topic  pembicaraan, akan berusaha pertama-tama menganalisa pendengar dan situasi, baru kemudian menentukan topic dan tujuannya.

Menentukan Maksud dan Topik
Setiap tulisan selalu menentukan topic tertentu yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau pendengar. Reaksi dari para hadirin atas topic dan tujuannya akan lansung dilihat dan dialami pada waktu itu juga.
Sebab itu dalam menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara haus selalu memikirkan tanggapan apa yang dinginkan dari para pendengar. Topik dan tujuan pertama-tama merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud tema itu sendiri, dan kedua,topic dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi. Sering terjadi bahwa tujuan yang diinginkan pembicara memengaruhi pula pilihan atas suatu topic tertentu.

Sumber : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar