Senin, 19 Maret 2012

Penalaran induktif

Secara singkat penalaran merupakan suatu cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain.
Sedangkan arti penalaran sendiri adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Macam pola penalaran, yaitu:
1.     Metode Induktif
Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Bentuk dari metode induktif adalah generalisasi dan analogi.
2.     Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi. Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.
Jenis-jenis penalaran induktif
1.     Generalisasi
Generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

Macam – macam generalisasi :

1.     Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
2.     Generalisasi tidak sempurana
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Contoh Generalisasi :
           • Nikita Willy adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
           • Marshanda adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.
Generalisasi:
           Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
           Contoh kesalahannya:
            Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
1. Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :
            • Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
            • Meramalkan kesaman
            • Menyingkapkan kekeliruan
            • klasifikasi
Contoh analogi :
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

Contoh Penalaran Induktif
Tes penalaran induktif mengukur kemampuan yang penting untuk menyelesaikan masalah. Tes tersebut juga disebut tes penalaran abstrak atau tes gaya diagramatik. Tes penalaran induktif mengukur kemampuan untuk secara fleksibel menangani informasi yang tidak dikenal dan menemukan solusi. Orang yang nilainya baik dalam tes ini memiliki kemampuan besar untuk berpikir baik secara konseptual maupun analitikal.
Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/penalaran-induktif-dan-deduktif-7/
http://www.shldirect.com/in/inductive_reasoning.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar