Metode ilmiah merupakan
gabungan dari dua aliran pemikiran yaitu rasionalism dan empirism. Metode
ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
Dalam metode ilmiah, pengetahuan diperoleh melalui penelitian yang sistematis,
objektif, terkontrol dan dapat diuji. Metode ilmiah mengacu pada serangkaian
prosedur untuk menyelidiki fenomena, memperoleh pengetahuan baru, atau
memperbaiki dan mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut
ilmiah, metode penyelidikan harus didasarkan pada pengumpulan bukti empiris dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran tertentu.
Menurut Almack
(1939) menyebutkan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.
Karakteristik :
- Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
- Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti- bukti yang tersedia.
- Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
- Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Langkah-Langkah :
Observasi
Awal
Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah
ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan
observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan
dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan,
berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
- Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview
- Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll
- Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
Mengidentifikasi
masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus
diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan
dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai
contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah
- Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
- Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
- Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
Merumuskan
atau menyatakan hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara
tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis
dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek
ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut
melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil
pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang
dilakukan salah
- Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
- Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
Melakukan
eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang
berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan
pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah
secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya
bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen
dipertahankan tetap.
1. Usahakan
hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
2. Pertahankan
kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
3. Lakukan
eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
4. Catat
hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
Menyimpulkan
hasil eksperimen
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek
eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan
hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan
hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri
dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
1. Jangan
ubah hipotesis
2. Jangan
abaikan hasil eksperimen
3. Berikan
alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
4. Berikan
cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab
ketidaksesuaian
5. Bila
cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
Kriteria metode ilmiah :
1. Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam
penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan
fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada
daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
2. Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas
prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta
haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang
objektif.
3. Menggunakan prinsip analisa
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena
yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari
sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta
yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat
deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan
menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan hipotesa
Dalam metode ilmiah, Peneliti harus dituntun dalam
proses berfikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk
mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran kearah tujuan yang ingin
dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat.
Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan ukuran obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan
dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau
menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif
dan dengan menggunakan pikiran yang waras.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang
lazim harus digunakan, kecuali untuk atribut-atribut yang tidak dapat
dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan
sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata
memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai-nya Kuantifikasi
yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, rangking dan rating
Sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/metode-ilmiah-4/
http://alphaomega86.tripod.com/metode_ilmiah.htm#1